Aku bukanlah pahlwan
Yang haus kenangan
Hanya berjuang relawan
Penjajah memang harus dilawan
Aku pemimpin tahta yang tak rela tertindas
Tak ingin rakyatku di tindas biadap londo barat
Tak ingin kelaparan dalam kekayaan milik sendiri
Pertahankan palembang bebaskan dari penderitaan
Lari membawa luka
Angin mematikan rasa
Berdarah-darah dalam gerilya
Hanya waktu yang membalut luka
Tertampar sang fajar
Aku terkapar
Api mati berkobar
Aku hilang dalam kabut samar
Nadiku satu dalam Palembang
Hingga nadiku putus di Batavia sampai menulang
Tulang yang tak pulang ke Palembang
Hanya nama yang dikenang
Di Palembang jejakku tertanam
Dalam kenangan yang diam
Menjadi monumen penuh kebisuan sejarah dari siang sampai malam
Di dalam secarik kertas, ku terdiam
Menyampaikan salam
Dari beribu kawan yang gugur dalam alam
Wajahku yang membisu dalam ruang
Uang bertukar barang
Aku yang tersimpan apakah disayang
Ataukah aku hanya sebagai lambang
Wajahku yang tertanam di sepuluh ribu
Itu salamku
Dari aku dan kawan-kawan yang gugur dalam kalbu
Penulis: Krisna Indra Kusuma